Selasa, 26 April 2011

Jika HHC (hybrid Hydro Cyclo) diterapkan, BBM naik tak keberatan ....

Seiring dengan bertambahnya jumlah mesin2 kendaran dan mesin pabrik yg mengkonsumsi BBM setiap tahunnya, ditambah resiko gejolak politik, sosial dan keamanan di negara penghasil BBM yg sewaktu2 mungkin terjadi, hal ini akan mengakibatkan harga perdagangan BBM dunia terus melambung tinggi.
Di Indonesia sendiri subsidi BBM yg ditanggung APBN pemerintah cukup besar, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Kementerian Keuangan, Rabu (20/4) menyebutkan pada tahun 2011, subsidi BBM diperkirakan mencapai Rp95,9 triliun (http://www.metrotvnews.com/read/newscatvideo/ekonomi/2011/04/20/126649/anggaran Subsidi-BBM-dan-Listrik-Naik)
Berangkat dari keprihatinan diatas mendorong saya sebagai hobyis dan juga temen2 lainnya, baik dari kalangan ilmuan, akademisi maupun praktisi untuk mencari bahan bakar alternatif selain BBM, salah satunya yaitu bahan bakar dari air (water fuel system) atau BBC (bahan bakar cai)
Perkembangan bahan bakar air, lahir dari orang2 yang punya jiwa kreatif, inovatif dan mau berkorban untuk kepentingan yg lebih luas dengan tujuan bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, dan berharap terwujud industri kreativitas yg lahir dari kemandirian anak bangsa itu sendiri.
Bahan bakar air terdiri dari berbagai model dengan teknis yg berbeda2 secara keseluruhan intinya sama, yaitu merubah melekul air menjadi gas hydrogen, gas inilah yg kemudian dijadikan bahan bakar.
Adapun dalam penerapan di Indonesia, saya belum menemukan publikasi mesin yang benar2 murni berbahan bakar air (kalaupun ada masih pada tahap finishing lab/observasi), jadi aplikasinya baru sebatas menggabungkan alat penghasil gas hydrogen dengan BBM atau yg disebut HHC (hybrid hydro cycklo), dimana konsumsi bahan bakarnya didrop oleh dua bahan bakar (hybrid fuel system)
Ada beberapa kelebihan jika alat HHC penghasil gas hydrogen ini diterapkan :
Kelebihan pertama, gas hydrogen yg dihasilkan dari alat, tidak harus dibeli alias gratis untuk dipakai cuma2, selama alat tersebut diterapkan pada mesin, maka gas hydrogennya akan tersedia, jika mesin dalam keadaan hidup dan jika mesin dalam keadaan mati maka gas hydrogennyapun mati atau tidak tersedia (fuel gas out system).
Kelebihan kedua, tidak ada perubahan kondisi/sistem mesin maupun perubahan lainnya pada kendaraan atau mesin, hanya penambahan alat yg diletakan pada tempat2 tertentu saja.
Kelebihan ketiga menambah jarak atau waktu tempuh, misalkan sebelum pake alat ini, suatu kendaraan mengkonsumsi BBM untuk satu liter menempuh jarak 15 km, setelah memakai alat ini, jarak tempuhnya bertambah menjadi 20 - 30 km (tergantung kondisi mesin, cc, jumlah silinder, kelistrikan dll).
Hal ini terjadi karena dua hal, pertama ada peningkatan oktan dalam bahan bakar setelah bergabung antara BBM dengan HHC dalam pembakaran dalam mesin, kedua konsumsi bahan bakar didrop oleh dua sistem bahan bakar yakni BBM dan alat HHC yang meng suply sejumlah gas hydrogen, sehingga volume bahan bakar bertambah.
Demikian juga pada mesin stasioner seperti genset, umpama untuk menghasilkan listrik selama 24 jam membutuhkan solar sebanyak 20 liter, jika pake alat HHC ini maka waktu hidup mesin bertambah dari 24 jam menjadi 36 - 48 jam (tergantung kondisi mesin juga), hal ini karena volume bahan bakarnya menjadi dua, yaitu solar dan hydrogen.
Kelebihan keempat : dapat mereduksi gas buang CO dan HC dibawah batas ambang yg ditetapkan undang2, yakni 4,5 % untuk CO dan 1200 untuk HC, hasilnya akan jauh dibawah batas ambang itu, meskipun kondisi mesin tidak begitu prima.
Kelebihan kelima : dapat memperpanjang usia pakai mesin, hal ini di mungkinkan karena : pertama bahan bakar HHC dan BBM mengandung oktan yg sangat tinggi (mudah terbakar) efeknya adalah mesin mudah hidup maka busi, stater dan accu/aki beserta kelistrikannya, akan menjadi lebih awet, kedua HHC mengandung pengkabutan air yang akan membantu fungsi pendingin oli dan air radiator, pada saat pembakaran dalam berlangsung, sehingga mesin bertambah dingin.
Kelebihan keenam benarkah jika BBM naik tidak keberatan ?
Dari kelebihan ketiga diatas yakni menambah jarak dan waktu tempuh, secara sederhana dapat dihitung kalkulasi financialnya sebagai berikut :
Pertama untuk jarak :
Jika harga premium Rp 4.500, sebelum pake alat, suatu kendaraan perbandingan konsumsi dan jarak tempunya misalkan 1 liter untuk 15 km (1:5) artinya Rp 4.500
untuk jarak 15 km.
Jika harga premium naik menjadi Rp 6.500 dan diterapkan alat ini, maka jarak tempuhnya akan bertambah dari 15 km menjadi 30 km (1:30) artinya Rp 6.500 untuk jarak 30 km.
Hasil akhirnya, yg tidak pake alat dan belum naik BBM menjadi Rp 300/km (4.500/15) sedang untuk yg pake alat dan sudah naik BBM nya, menjadi Rp 217/km (6.500/30).
Kedua untuk waktu :
Pada mesin genset, umpama untuk menghasilkan listrik selama 24 jam membutuhkan solar sebanyak 20 liter dgn harga solar per liter Rp 4.500 dan belum pake alat, maka biaya yg dibutuhkan per jam sebesar Rp 3.750 per jam (4.500x20/24)
Jika harga solar naik menjadi Rp 6.500 dan diterapkan alat ini, maka waktu tempuhnya akan bertambah dari 24 jam menjadi 48 jam, maka biaya yg dibutuhkan per jam sebesar Rp 2.710 per jam (6.500x20/48).
Catatan : kondisi mesin prima
Dengan demikian penerapan alat BBC tidak menjadi keberatan jika harga BBM naik, bahkan kemungkinan akan meredam gejolak kenaikan harga sebagai akibat kenaikan harga BBM.
Jika BBM naik artinya subsidi berkurang, biaya ini dapat dipakai pemerintah untuk keperluan pembangunan lainnya, dalam hal ini pemerintah cukup mendorong industri kreatifitas bahan bakar cai/air ini untuk anak negri sehingga akan mendorong untuk membuka kesempatan pekerjaan baru bagi anak2 bangsa ini sebab industri kreatifitas ini tidak akan mengganggu industri BBM sebab akan terbatas pada home industri dan penggunaannya terbatas pada lingkungan masyarakat yg tak mampu mengejar kenaikan BBM

Kelemahan HHC :
HHC ini lahir dari kreativitas orang2 yg secara financial tidak begitu kaya dan umumnya tidak mempunyai akses yg bagus terhadap kekuasaan dan tidak mungkin dapat bersaing dengan pemodal besar yg sudah menginvestasikan modal yg cukup besar pada industri BBM, jadi sangat mudah untuk digusur atau diabaikan oleh oknum2 pemerintah, politisi maupun pengusaha jika merasa kepentingannya terganggu atau kurang sejalan. hal ini dimungkinkan karena kurang komunikasi dengan baik antara kedua belah pihak, sehingga hasil pemikiran kreatifitas orang2 HHC tidak akan berkembang dengan pesat pada tahap aplikasinnya.
Jika disosialisasikan dengan benar maka industri kreatifitas anak bangsa ini akan menjadi mitra pendamping industri besar BBM, sebagai sumber daya alam yg tidak dapat diperbaharui, paling tidak dapat memperpanjang usia pakai BBM sebelum habis. Dengan demikian bangsa ini terhindar dari kemunduran suply energi dimasa mendatang

Majulah BBM majulah HHC go green world together, save energy save money for our future, peace ..........


ttd
chevi noorcholis
HHC 4 all

Kamis, 07 April 2011

Bahan Bakar Air For ALL

BBA(Bahan bakar air / water fuel system) merupakan sumber energy yang didapat dari proses elektrolisis air menjadi gas hydrogen, dimana pada penggunaan teknologinya akan berdampak secara ekonomis dan ramah lingkungan

Teknologi Optimalisasi Air sebagai Energi Alternatif

Teknologi pemanfaatan air sebagai energi telah banyak dikembangkan. Dari beberapa teknologi yang ada, semuanya menggunakan proses elektrolisis air sebagai prinsip dasarnya. Hingga saat ini sudah ditemukan tiga teknologi untuk memanfaatkan air sebagai energi yaitu fuel cell, sistem HOD (Hydrogen Oxygen Demand), dan elektrolisa HHO (Hydrogen Hydrogen Oxygen).

Diantara ketiga teknologi tersebut, teknologi elektrolisa HHO yang paling banyak diaplikasikan. Dibandingkan dengan yang lain, teknologi elektrolisa HHO lebih efektik dan lebih efisien. Teknologi optimalisasi air dengan fuel cell memiliki kelemahan terhadap biaya yang diperlukan dan efisiensi terhadap penerapannya. Sedangkan untuk sistem HOD memiliki kelemahan terhadap tingginya biaya yang diperlukan dan masih sulit untuk menampung gas hidrogen dalam satu tempat.


1. Teknologi Fuel Cell Sistem
Fuel Cell System adalah teknology elektrolisis yg menghasilkan energy listrik, dimana hydrogen diinjeksikan ke dalam sel anode dan oksigen diinjeksikan ke dalam sel katode dengan membran polimer (Proton Exchange Membran Polimer) sebagai elektrolitnya. Kelemahan sistem ini ada pada suply hydrogen dan membrannya yg mahal sekitar Rp 10 juta per meternya. Dua alasan tersebut belum efisien dan efektif untuk kami terapkan pada saat ini




2. Teknology Sistem Hydrogen Oksigen Demand (HOD)
Yakni teknologi untuk memproduksi gas hydrogen dari gas alam disamping teknologi biomassa, angin dan photovoltaics sebagai rute produksi sumber gas hydrogen lainnya. Produksi hydrogen yg di hasilkan saat ini umumnya di gunakan untuk industri amonia (62%), industri kilang minyak (24%), dan industri  metanol (9%). Dengan demikian kami tidak menerapkan sistem HOD sehubungan BBM yg di pakai pada industri kendaran, dan industri lainnya, di dalamnya sudah terdapat gas hydrogen dan unsur lainnya sebagai bahan bakar. Faktor lainnya sistem HOD membutuhkan investasi biaya yg besar untuk pabrikasi dan distribusinya disamping masih sulit untuk menampung gas hidrogen dalam satu tempat






3. Teknologi Elektrolisis Air Menjadi Gas Hydrogen Dan Oksigen(HHO)
Yaitu teknologi yg mengurai molekul air menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirkan arus listrik ke dalamnya. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin




Teknologi Alat HHC
HHC (hybrid Hydro Cyclo)adalah teknologi berupa alat yg di set untuk menghasilkan gas hidrogen menggunakan metode elektrolisis air sistem water circle dengan daya listrik rendah, dan untuk menghasilkan sistem pengkabutan air guna memadatkan bahan bakar pada saat langkah isap mesin yang digabungkan dengan BBM sehingga diperoleh daya bakar internal mesin yg jauh lebih optimum


Sistem Kerja Alat HHC
Prinsip kerja alat ini memanpaatkan sumber listrik dan langkah isap pada mesin, sehingga alat HHC bisa menghasilkan bahan bakar hydrogen yg digabungkan dengan BBM dalam ruang pembakaran internal mesin secara bersama-sama (hyibrid fuel system)




Objek Penerapan Alat BBC
Semua mesin yg mengkonsumsi BBM
Pada mesin kendaraan pengangkut meliputi motor, mobil, bus, truk, traktor, kereta api, alat berat, kapal laut dll.

Pada mesin industri besar/kecil, genset/generator pembangkit listrik dll, baik mesin 4 langkah, 2 langkah maupun Diesel




Nama Produk Alat HHC

HHC Wa-Ci
yaitu alat elektrolisis HHC water circle, menghasilkan 1 liter gas hydrogen dalam 3-6 menit, dengan konsumsi listrik 12 v, 3 – 10 amper.




HHC Wa-I Hybrid
yaitu alat untuk menyemprotkan butiran halus air pada intake yang akan bergabung dengan gas hydrogen pada saat pembakaran dalam mesin berlangsung




HHC WIS (Water Injection Sparkplug)
yaitu system elektrolisis tegangan tinggi dgn menyemprotkan butiran halus air tepat pada saat loncatan api pada busi tegangan tinggi menyala, sehingga terjadi ledakan besar seperti petir/kilat di dalam pembarakan dalam mesin. Produk dalam tahap uji coba pengawasan kami






Beberapa Hasil Penelitian Penerapan HHC

Penerapan HHC Wa-Ci (water cycle) Hidrogen dan Penelitian

Pada penelitian Horng RF. dkk. (2008), bahan bakar yang diperkaya hidrogen mampu menurunkan emisi gas NOx dan HC. Muhammadi dkk. (2007) juga telah melakukan investigasi performa mesin dengan bahan bakar konvensional yang diinjeksi hidrogen dapat menghilangkan knock dan backfiring.Penelitian tersebut menerapkan tiga parameter perlakuan yaitu waktu pengapian,waktu injeksi dan rasio equivalen yang
dioptimalkan sehingga mencapai efisiensi termal dan brake mean efective pressure yang baik serta emisi NOx rendah. Peneliti lain yaitu Susuki dan Sakurai (2006) mempelajari Efek penambahan hidrogen pada mesin spark ignition (SI) dapat menaikkan efisiensi termal sebesar 14%, emisi NOx dapat berkurang hingga 95%. Sedangkan Goldwitz dan Heywood (2005) mengoptimalkan kondisi pembakaran pada mesin spark ignition dengan menambahkan hidrogen sebagai suplemen bahan bakar menaikkan efisiensi lebih dari 25%. Dari peneliti sebelumnya yaitu Verhelst dan Sierents (2001) telah membandingkan injeksi hidrogen pada mesin spark ignition dengan karburator dan mesin dengan sistem injeksi. Hasilnya adalah mesin fuel injection dengan penambahan hidrogen mempunyai daya lebih besar dan resiko backfiring lebih kecil. Penelitian-penelitian tersebut diatas menunjukkan adanya peluang hidrogen sebagai suplemen bahan bakar untuk memperbaiki kualitas pembakaran sehingga dapat meningkatkan performa mesin.


Penerapan HHC Wa-I Hybrid dan Penelitian

Metode lain untuk menaikkan performa kendaraan adalah dengan injeksi air kedalam saluran masuk suplai campuran bahan bakar-udara. Pada uji coba kendaraan 225 cc spark ignition di LIPI memperoleh hasil penurunan emisi gas buang CO dan HC. Pada mesin disel, injeksi air dapat mengurangi emisi NOx hingga 82% dan torsinya menjadi lebih besar diteliti oleh Chadwell dan Dingle (2008). Pada laporan Lanzafame (1999) injeksi air pada mesin spark ignition dapat menghilangkan detonasi dan mengurangi NOx lebih dari 50%, angka oktan naik dan meningkatkan kerja mesin antara 30% sampai 50 %. Dengan sistem injeksi air dapat mendinginkan mesin karena panas laten air yang tinggi. Eksperimen lebih lanjut dilakukan oleh Labonte Motorsport dengan menambahkan air kedalam ruang bakar berhasil meningkatkan daya mesin yang semula 2000 HP menjadi 3800 HP.


Dampak Ekonomis Penerapan HHC
Penurunan konsumsi BBM Konsumsi BBM Pada Kemacetan

Menurut Dirjen Kemenhub Iskandar Abubakar, kerugian penggunaan bahan bakar terbuang sia-sia akibat kemacetan di Jakarta,mencapai Rp 10,7 triliun, jika diasumsikan kendaraan menggunakan BBC, maka bisa diproyeksikan nilai kerugian akan menurun, sebesar 50 % menjadi Rp 5,4 trilyun per tahun


Dengan demikian dapat dihitung proyeksi keseluruhan penurunan konsumsi BBM pada industri, alat berat, kapal laut dll, jika alat ini diterapkan pada semua mesin tersebut




Dampak Ekologis Penerapan HHC
Hasil uji emisi pada mesin 4 tak, pada mesin 2 tak dan pada mesin Diesel yang menggunakan alat BBC, hasil CO dan HC nya sangat rendah dan jauh dari batas ambang kelulusan yg di tetapkan, hal ini akan berdampak langsung pada udara perkotaan yg akan bersih. Menurut penelitian LIPI, emisi gas buang yang dapat menyebabkan pemasanan global di Jakarta diperkirakan sekitar 25 ribu ton per tahun,
yang berdampak pada kerugian kesehatan mencapai Rp 5,8 triliun per tahun. jika jika diasumsikan kendaraan menggunakan BBC, maka bisa diproyeksikan nilai kerugian kesehatan akan menurun, sebesar 50 % menjadi Rp 2,4 trilyun per tahun dengan penurunan emisi gas buang sebesar 12,5 ribu ton per tahun




Kelebihan Penerapan HHC Pada Kendaraan
Tenaga dan torsi meningkat

Speed bertambah ( sekitar 10 - 20 kmh ) per-gigi

Ruang bakar jadi bersih dari kerak, sehingga dapat dikatakan setara memakai pertamax padahal menggunakan premium

Tidak ada gejala overheat, mesin menjadi lbh halus

Masih bisa ditingkatkan lagi powernya dg mancampur air dg alkohol/methanol. Presentase bebas, lbh banyak alhokol lbh bagus powernya

Busi menjadi merah bata, pertanda ruang bakar bekerja maksimal

Gas buang pada exhaus berupa CO yg merupakan gas beracun, menjadi sangat rendah dan akan keluar air (H2O) sebagai ciri pembakaran optimum sehingga ramah lingkungan. Hal ini telah di buktikan di Dinas Perhubungan pada uji emisi gas buang kendaraan yg menggunakan HHC dijamin lulus uji emisi.

Mesin menjadi irit, umpama pada mesin 4 tak 4 silinder, mesin ini memerlukan 4 langkah untuk mencapai 1 siklus mesin, yakni langkah isap (campuran O2 dan BBM masuk silinder), kompresi, ekspansi, dan buang. Dalam satu siklus, BBM dikonsumsi tiap silinder hanya pada langkah isap. Kalau sekali langkah isap membutuhkan 1 tetes BBM, maka mesin 4 silinder mengkonsumsi 4 tetes BBM/siklus. Pada mesin tadi tiap siklus diselesaikan dalam 2 putaran (720o). Andai mesin bekerja pada putaran 2.000 rpm (revolution per minute), sesungguhnya cuma terjadi 1.000 siklus per menit. Kalau tiap siklus BBM yang dikonsumsi 4 tetes, maka dalam 1 menit mesin menghabiskan 4.000 tetes (1.000 x 4 tetes) BBM. Kalau putaran ditingkatkan menjadi 4.000 rpm., bahan bakar yang dibakar bertambah menjadi 8.000 tetes. Jika menggunakan alat HHC maka konsumsi BBM menjadi 4.000 tetes (50%) pada RPM yg sama, karena 4.000 tetes bahan bakar lainnya di drop dari alat HHC ini.


Kekurangan Penerapan HHC Pada Kendaraan
Pemakaian lama, tanki air bisa keluar lumutnya
Air yg diinjeksikan harus air yg bersih, diusahakan air murni ledeng, sumur dll mau pake alkohol ataupun tidak, jangan air hujan, air laut dsb.

Pada rpm rendah mesin kurang stabil untuk stasioner karena saat idle sedotan wa-i yg terbesar. Hal Ini dapat diatasi dengan menggunakan alat penyetel keluaran air pada selang pakum shg wa-i menjadi aktif pd rpm tertentu

Pemasangan HHC yg tidak tepat(bukan teknisi)menyebabkan air masuk ke manifold, penyebab mesin akan macet, solusinya buka busi untuk membuang air dan pasang kembali, mesin siap distart.

Ada perbedaan seting pemasangan BBC pada tiap2 kendaran tergantung pada jenis mesin (4 tak, 2 tak atau diesel), jumlah silinder (CC), rpm optimum, dan sistem kelistrikan yg dipakai

Pada kendaran dengan sistem kelistrikan terintergrasi, alat HHC tidak bisa diterapkan langsung karena sudah diprogram pabrikan sistem dan kontrak2nya, kecuali sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsumen pemilik kendaraanya untuk di sesuaikan sistem kelistrikannya dengan alat HHC

Belum tersosialisasi alat HHC ini secara optimum baik kepada pemerintah, swasta maupun masyarakat luas.


Pengembangan HHC WIS
HHC-WIS (Water Injection Sparkplug)yaitu air langsung di injeksi ke dalam busi yang sudah dimodifikasi menuju ruang pembakaran, sebelum masuk kedalam ruang bakar untuk dibakar, air terlebih dahulu di rubah menjadi gas di dalam busi kemudian seterusnya gas air siap dibakar menggantikan BBM.

Pengembangan HHC H4F
BBC-H4F (Hydrogen for fire) yaitu alat elektrolisis HHC water circle, menghasilkan 1 liter gas hydrogen dalam 0,5 menit, dengan konsumsi listrik 12 v, 10 - 50 amper, sebagai bahan baku pembakaran luar bagi kompor gas hydrogen, mesin las hydrogen, tungku hydrogen pabrik bata, pabrik teh, pabrik makanan dan pabrik2 lainnya.


Bagi yang tertarik lebih lanjut > kontak person di : 081286852240/apayche
untuk karya nyata bisa di liat di link :

https://www.facebook.com/hydro.chevi.noorcholis?ref=bookmarks

Sekian dan Terimakasih
Salam BBC 4 All